Mata pelajaran coding kini mulai dipertimbangkan untuk diterapkan di tingkat sekolah dasar, memicu perdebatan tentang langkah maju atau potensi tantangan baru dalam pendidikan. Banyak yang melihat ini sebagai terobosan besar yang melatih logika berpikir dan kreativitas anak serta membekali mereka dengan keterampilan digital untuk menghadapi era teknologi. Namun, di sisi lain, muncul pertanyaan: apakah langkah ini menambah nilai atau justru membebani siswa dengan materi baru yang mungkin belum relevan bagi sebagian besar sekolah?
Penerapan coding sejak dini memang menarik, namun realitas di lapangan menunjukkan sejumlah tantangan. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas teknologi yang memadai, dan banyak guru yang membutuhkan pelatihan tambahan untuk mengajarkan materi ini dengan efektif. Selain itu, fokus pada coding dikhawatirkan dapat mengurangi perhatian terhadap kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, yang masih menjadi fondasi utama pendidikan dasar di Indonesia.
Sebelum diterapkan secara luas, penting untuk memastikan akses teknologi yang merata di seluruh sekolah, memberikan pelatihan yang berkualitas kepada guru, serta mengintegrasikan coding tanpa mengorbankan kemampuan esensial siswa. Penerapan ini akan sukses jika disertai persiapan matang dan dukungan dari berbagai pihak. Bagaimana menurut Anda, apakah coding di sekolah dasar menjadi solusi inovatif atau justru beban baru? Mari berdiskusi!